Jumat, 03 Februari 2023

Apa itu Writer's Block?

Tema               : Mengatasi Writer's Block

Resume ke -    : 7

Gelombang     : 28

Tanggal           : 23 Januari 2023

Narasumber     : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.,

 



Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa Beliau sebut satu per satu.

 

Beliau sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris Beliau saat itu, Beliau juga menulis diary dalam bahasa Inggris.

 

Ketika SMA, Beliau masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary Beliau sempat berkomentar bahwa tulisan Beliau sudah seperti novel 😅 Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, Beliau tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb.

 

Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, Beliau pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan Beliau dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Di saat kuliah juga, Beliau menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.

 

Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada *ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll*.

 

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias *Writer's Block*. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.

 

Karena ... WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.

 

Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.

 

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

 

Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa Beliau katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.

 

Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

 

Berikut beberapa penyebab Writer Block

Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.

Misal ketika jadi penyebab:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

 

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh

 

Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan Beliau sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.

 

Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

 

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

bu Bapak hebat, masih ingat kisah Beliau menulis diary berbahasa Inggris yang Beliau ceritakan di awal? 😊

 

Jika Beliau membuka kembali diary berbahasa Inggris yang Beliau tulis saat duduk di kelas 2 SMP, Beliau akan tersenyum bahkan tertawa sendiri.

 

Bagaimana tidak?

 

Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi Beliau tetap PD menulis 😄 tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB

 

Bila saat itu Beliau terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan Beliau sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

 

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya.

 

Ada pepatah yang mengatakan:

 

"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."

 

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

 

Sedikit tips yang Beliau kutip dari seorang penulis bernama Mark Twain:

"Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah memecah tugas-tugas rumit Anda yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembukaan Kelas Belajar Menulis Nusantara Gelombang 28

  “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskan” Bismillahirrahmanirrahim... Perkenalkan nama saya Annisa, guru Fisika di salah satu sekolah swasta kota...