Senin, 16 Januari 2023

Membuat KTI menjadi Buku

 


Judul               : Membuat KTI menjadi Buku

Resume ke -    : 4

Gelombang     : 28

Tanggal           : 16 Januari 2023

Narasumber     : Eko Daryono, S.Kom

 

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Non-buku dan KTI Buku.

KTI yang termasuk ke dalam kategori Non Buku antara lain; KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal KTI berupa ulasan atau resensi. Sedangkan KTI yang termasuk ke dalam kategori Buku adalah Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi; Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan; dan Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding. Tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.

 

Struktur penulisan BAB KTI sebagai berikut :

HALAMAN AWAL

BAGIAN ISI

BAB I      PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

B.     RUMUSAN MASALAH

C.     TUJUAN PENELITIAN

D.    MANFAAT PENELITIAN

 

BAB II    KAJIAN TEORITIS

A.    KAJIAN PUSTAKA

B.     HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

C.     KERANGKA PEMIKIRAN

D.    HIPOTESIS

 

BAB III   METODE PENELITIAN

A.    JENIS PENELITIAN

B.     TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

C.     SUBJEK PENELITIAN (POPULASI DAN SAMPEL)

D.    DATA DAN SUMBER DATA

E.     TEKNIK VALIDASI DATA

F.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA

G.    TEKNIK ANALISIS DATA

 BAB IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    DESKRIPSI OBYEK PENELITIA

B.     HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

C.     PEMBAHASAN

 BAB V    PENUTUP

A.    SIMPULAN

B.     SARAN

 HALAMAN AKHIR (DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN-LAMPIRAN)

 

Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.

Perbedaan laporan KTI dengan KTI yang menjadi Buku?

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.

 

Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku?

1.      Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

2.      Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

Modifikasi BAB I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Pada konversi PTK yang saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.

Modifikasi BAB II

Sumber Asli

 

Modifikasi


Modifikasi BAB III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.

a.   Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya.

b. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

c.    Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan

 

Modifikasi BAB IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV.

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

 

Modifikasi BAB V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi Buku:

1.      Keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri.

2.      Menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

3.      Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.

4.      Modifikasi bahasa buku.

5.      Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

6.      Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7.      Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

 

Contoh memodifikasi dari karya ilmiah menjadi buku

Sumber Asli

Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

 Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

Sabtu, 14 Januari 2023

Berprestasi dengan Literasi

 


Judul               : Berprestasi dengan Literasi

Resume ke -    : 3

Gelombang     : 28

Tanggal           : 13 Januari 2023

Narasumber     : Aam Nurhasanah, S.Pd

 

Menulis adalah suatu cara untuk berbicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah dimana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang. (Seno Gumira Ajidarma) Dengan demikian menulis merupakan suatu cara menampilkan potensi dan prestasi.

Terkadang kita sanksi dengan kemampuan menulis dengan bakat dan potensi diri. Insecure terhadap karya tulis sendiri. Lalu timbul pertanyaan “Apakah saya bisa menulis ?  Kalo sudah menulis, apa ada yang baca ? Enak dibaca ga sih ? Jangan-jangan pembaca ga suka dengan tulisan saya?   Lantas setelah menulis apa sih yang bisa kita dapat ?” dan masih banyak seribu  kecemasan dan pertanyaan dalam diri. Begitulah keresahan yang sering menghambat potensi dan prestasi kita dalam Dunia literasi

Sederhana untuk menjawab pertanyaan bagaimana kita menggali potensi untuk mengukir prestasi. Menurut Aam Nurhasanah S.Pd, kita bisa mulai dengan apa yang kita sukai. Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi. Sebagai contoh, saya suka menulis maka saya menekuni dunia tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang kita alami, atau apa yang kita kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.

Namun, untuk penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dirunding, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draft dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja.

Beberapa tips untuk memulai menulis sehingga dapat menerbitkan buku diantaranya adalah mengikuti kegiatan lomba blog yang diminati, menulis bareng dalam buku antalogi dan yang terpenting adalah “membiasakan menulis satu hari”. Tulislah apa yang ingin ditulis, tuangkan apa yang kamu rasakan. Dengan begitu, rasakan apa yang kamu bisa rasa sampai jenuh melanda.

Jumat, 13 Januari 2023

APAKAH MENULIS MERUPAKAN PASSIONKU?

 


Judul               : Apakah Menulis Fashionku?

Resume ke -    : 2

Gelombang     : 28

Tanggal           : 11 Januari 2023

Narasumber     : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd

 

 

 

 

Passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), passion artinya yaitu kegemaran, gairah, keinginan yang besar, semangat, emosi, kemarahan, dan kecemasan. Sedangkan dictionary.com, mengartikan kata passion menjadi beberapa bagian, antara lain: Passion adalah perasaan atau emosi yang kuat; Passion sendiri bisa diartikan sebagai cinta atau benci; Arti passion yaitu sebuah keinginan atau perasaan yang kuat; Passion bisa diartikan sebagai seseorang yang merasakan cinta dan hasrat, kesukaan, antusiasme, atau keinginan yang kuat.

Jenis-jenis passion terbagi dalam 3 bentuk yaitu perasaan yang kuat (very hard feeling), emosi yang mendalam (intense emotion) dan munculnya antusiasme dan hasrat (compelling enthusiasm and Desire).

1.    Perasaan yang kuat (very hard feeling)

Passion dapat diartikan sebagai perasaan antusias atau semangat yang tinggi ketika melakukan suatu hal

Pada jenis ini dapat dicontohkan ketika kamu mengikuti workshop kepemimpinan yang diadakan oleh perusahaan ada antusiasme yang muncul dalam diri. Kamu mulai merasa tertarik untuk mendalaminya. Maka, mungkin saja menjadi seorang leader atau pemimpin merupakan passion kamu. 

2.    Emosi yang mendalam (Intense Emotion)

Passion merupakan situasi dimana seseorang merasa berada di dalam tingkat keseriusan atau fokus yang tinggi.

 Pada jenis ini dapat dicontohkan ketika melukis kamu perlu konsentrasi yang tinggi sehingga kamu tidak ingin ada seorang pun yang mengganggu. Tidak hanya itu saja, saat kamu memutuskan untuk mengembangkan suatu minat menjadi sebuah pekerjaan itu juga dapat disebut sebagai passion. Artinya, seseorang yang mempunyai passion akan fokus pada satu hal saja. Biasanya, mereka tidak ada keinginan untuk mengubah minat atau kesukaannya terhadap sesuatu. Maka dari itulah orang yang mempunyai passion sering dianggap orang yang kompeten dan percaya diri.

3.    Munculnya antusiasme dan hasrat (Compelling Enthusiasm and Desire)

Passion adalah sesuatu yang mendorong antusiasme tinggi dan keinginan yang besar pada diri seseorang

Jika ada hal atau aktivitas yang kamu lakukan membuatmu selalu bersemangat sampai lupa waktu, dan bahkan tidak bisa berhenti memikirkannya, maka bisa jadi itulah passion kamu. 

 

Passion juga dapat kamu temukan ketika terlibat dalam suatu pembicaraan mengenai topik tertentu. Misalnya, saat kamu membahas tentang film dengan orang lain dan kamu merasa nyaman serta antusias membicarakannya. Kamu mampu menjelaskan film apa saja yang sedang tren saat ini, paham mengenai directing sampai sinematografinya. Hal ini berarti bahwa kamu mempunyai passion di bidang perfilman atau berkaitan dengan film. Dari antusiasme ini pula akan muncul hasrat atau harapan menjadi sesuatu yang lebih besar seperti berkarir menjadi sutradara atau produser film.

Contoh Passion dalam Bekerja

Berikut adalah beberapa contoh passion berdasarkan bidang pekerjaannya:

Bidang seni

Jika kamu menyukai hal-hal yang berhubungan dengan seni seperti menggambar, melukis, akting, menari, dan musik bisa kamu kembangkan menjadi passion kerja lho. Beberapa cara bisa kamu lakukan seperti mengikuti kursus atau kelas sesuai dengan bidang seni yang kamu minati. Kemudian, untuk menambah portofolio kamu bisa mengikuti ajang perlombaan dan membuat sampel atau demo project sendiri. 

Dari tahap ini saja kamu sudah bisa menunjukkan bahwa kamu mempunyai passion di bidang seni. Selanjutnya, kamu bisa menjadikan passion ini sebagai pekerjaan dengan bekerja di perusahaan atau freelance.

Bidang IT/teknologi

Saat ini teknologi semakin berkembang sehingga banyak perusahaan yang membutuhkan seorang ahli IT untuk membantu mengelola perusahaan. Jika kamu mempunyai minat atau passion di bidang ini tentu bisa menjadi peluang yang besar untuk mengembangkannya. 

Misalnya, kamu menyukai game, coding, data/angka, atau paham dengan teknologi dan komputer maka bisa jadi itu adalah passion kamu. Saat ini sudah banyak akademi atau lembaga yang menyediakan pelatihan, webinar, dan workshop untuk mengembangkan hardskill di bidang ini. Sehingga, kamu menjadi lebih mudah dan memiliki peluang besar untuk memperdalam passion. Apalagi sekarang banyak lowongan kerja sebagai ahli IT seperti software developer, UI/UX designer, data analyst, dan sebagainya yang bisa kamu dapatkan.

Bidang Pendidikan

Membaca dan menulis ternyata bisa menjadi sebuah passion lho. Dengan minat ini kamu bisa bekerja di bidang pendidikan jika menekuninya dengan serius. Misalnya, kamu suka membaca dan mengoleksi buku di rumah. Nah, kamu bisa memilih karir sebagai pustakawan, penulis buku, atau editor. Bekerja di bidang pendidikan tidak hanya sebagai tenaga pengajar saja, namun kamu juga bisa menjadi mentor, jurnalis, dan lain sebagainya. 

Bidang pariwisata

Siapa bilang traveling tidak bisa disebut sebagai passion. Jika kamu suka bepergian, mengunjungi taman wisata, atau mendokumentasikan pemandangan bisa jadi itu adalah passion kamu lho. Kamu bisa menjadikan passion ini sebagai pekerjaan di bidang pariwisata seperti travel blogger, fotografer, tour leader, pramugari, dan lainnya. Untuk bisa menekuni passion ini kamu bisa mengambil jurusan pariwisata atau mengikuti pelatihan dan komunitas tertentu. 

Bidang komunikasi

Jika kamu suka berbicara atau berdiskusi dengan orang lain, tampil di depan umum, dan semacamnya maka kamu bisa mengembangkannya sebagai passion. Dengan passion ini kamu bisa bekerja di bidang komunikasi seperti reporter, content creator, event organizer, atau produser TV. 

Semakin sering kamu mengasah passion ini maka semakin mudah pula kamu dalam memilih dan meningkatkan karirmu. Kamu bisa melatihnya dengan mengikuti banyak kegiatan, bertemu banyak orang, atau kuliah di jurusan komunikasi. Nah, itulah beberapa contoh passion yang bisa kamu jadikan pekerjaan atau sebagai penunjang karir. Setelah memahami hal ini kamu bisa mulai mencari passion yang cocok untuk kamu.

Begitu juga dengan menulis, merupakan salah satu jenis passion yang menguntungkan dan perlu diasah lalu “Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi, sehingga tidak pernah pedam.”

Senin, 09 Januari 2023

Gebrakan Menulis Setiap Hari


Judul             : Menulis Setiap Hari

Resume ke     : 1

Gelombang    : 28

Tanggal         : 09 Januari 2023

Tema            : Menulis

Narasumber : Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd




Dalam kegiatan malam ini, masih tentang motivasi menulis setiap hari. Bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah tulisan yang dapat kita baca ulang bahkan membuat orang lain tertarik dengan apa yang kita baca.

Sebelumnya, menulis merupakan kegiatan menuangkan sebuah ide atau gagasan si penulis dalam bentuk tulisan, sehingga maksud penulis dapat diketahui oleh banyak orang melalui apa yang ia tuliskan. Tentu, kegiatan menulis ini tidak jauh dari kegiatan membaca. Artinya, dua kegiatan ini saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Saat masa di bangku sekolah dulu bahkan sampai sekarang, ayahku selalu menuntutku untuk membaca. Karena dengan membaca kita bisa mengerti dunia atau memperbanyak kosakata. Tapi apalah aku yang masih mageran membaca ending dan awalan. Jika menarik lanjut baca, jika tidak? Ya berhenti tutup buku dan berharap lain waktu dapat membacanya. Jelas ini sifat yang salah dan tidak dapat dibenarkan. Jenuh? Pasti, tapi semua harus kita lawan agar kita bisa memperbanyak kosa kata dan mengerti apa yang diinginkan penulis saat kita membacanya.

Pertemuan malam ini pun, dibuat melek kembali tentang pentingnya membaca dan berdampak pada tulisan. Om Jay (pemateri hari ini) berkata "Semua orang bisa menulis, karena sudah bisa membaca. Dari banyak membaca, kita bisa menulis. Hanya saja, kemampuan menulis kita belum diasah setiap hari. Kita perlu mengasahnya dengan menulis komentar dari tulisan orang lain. Setelah itu, barulah menulis dari hal yang tidak penting menjadi penting."

Minggu, 08 Januari 2023

HUKUM NEWTON PADA GERAK LURUS

Mata Pelajaran         : Fisika

Kelas                          : X MIA

Kompetensi Dasar    : 

-       Menganalisis interaksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerak lurus benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Tujuan Pembelajaran :

1.   Menjelaskan hukum-hukum newton tentang gerak

2.   Menentukan besaran-besaran fisika dalam hukum newton

 

Materi :

Gerak merupakan perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri dapat berupa titik awal posisi benda, titik tempat pengamat, atau suatu posisi lain yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, gerak dikatakan bersifat relatif.

Secara sederhana, gerak dapat diartikan sebagai perubahan posisi. Dalam ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak dengan memperhatikan aspek penyebabnya disebut dinamika. Pembahasan dinamika ini berhubungan dengan gerak benda dan penyebabnya, dimana salah satu konsepnya adalah hukum Newton.

Sebelum kita memasuki konsep Hukum Newton, kita harus ingat kembali macam-macam gaya:

1. Gaya Dorong (F)

2. Gaya Gravitasi atau Gaya Berat (w)

3. Gaya Normal (N)

4. Gaya Gesek (f)

5. Tegangan Tali (T)

 

Berikut macam-macam Hukum Newton :

1.     Hukum I Newton

Hukum I Newton disebut dengan Hukum Kelembaman/Inersia, dimana pada kasus ini tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda. Sehingga, benda cenderung mempertahakankan keadaan awal (inersia). Persamaan Hukum I Newton dapat ditulis :



“Jika tidak ada resultan gaya yag bekerja pada suatu benda, maka benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap sepanjang garis lurus”

Berdasarkan konsep di atas, Hukum I Newton yang berlaku untuk benda :

-       Benda yang diam (v = 0)

-       Benda yang melakukan gerak lurus beraturan (v = konstan)

Dalam penerapan sehari-hari, dapat kita lihat ketika seseorang sedang berada di dalam kendaraan dan melakukan rem mendadak, maka posisi orang tersebut akan mempertahankan keadaan semula.

2.     Hukum II Newton

Hukum II Newton berhubungan dengan gerak benda. Artinya, jika suatu benda diberi gaya maka gaya (F) tersebut akan mempengaruhi besaran-besaran lain seperti massa (m) dan percepatan (a). Sehingga persamaan hukum II Newton ini dapat ditulis :



“Percepatan (a) yang dihasilkan oleh sebuah resultan gaya (F) yang bekerja pada suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya tersebut, dan berbanding terbalik dengan massa benda (m)”

Berdasarkan analisa konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa pada Hukum II Newton berlaku untuk benda yang mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan (a = konstan)

3.     Hukum III Newton



“Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu benda, maka akan timbul gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”

Berdasarkan analisa konsep di atas, sifat gaya aksi-reaksi adalah sama besar, terletak dalam satu garis kerja, berlawanan arah dan bekerja pada dua benda yang berlawanan.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika kita memukul tembok dengan keras maka apa yang terjadi pada tangan kita? Iya, benar! Tangan kita akan terluka atau merasakan sakit. Artinya, gaya yang kita berikan dari tangan kita itu yang akan kita terima.

 

 

 


Pembukaan Kelas Belajar Menulis Nusantara Gelombang 28

  “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskan” Bismillahirrahmanirrahim... Perkenalkan nama saya Annisa, guru Fisika di salah satu sekolah swasta kota...